Main ke Tetangga Sebelah: PNG (Bagian 2)

SAMSUNG CAMERA PICTURESEntah dari umur berapa hingga SMA, saya anehnya tidak suka tidur di kasur. Saya lebih memilih menjalani malam di atas bangku panjang yang sudah menjadi tempat tidurku bertahun-tahun. Yang saya sukai sebenarnya bukan berbaring di atas sponsnya yang sudah tipis, melainkan pemandangan pagi yang didapat saat terjaga. Tepat saat membuka mata, dari balik jendela, saya disambut oleh daun-daun kekuningan yang berguguran di awal hari. Biasanya saya habiskan sepuluh menit hanya untuk melihat rimbunan pepohonan jauh di sisi bukit sana menggugurkan daunnya yang renta. Bahkan terkadang, saya merasa pohon-pohon itu sengaja menahan setiap helai dedauannya yang telah menguning, hanya untuk memberiku atraksi ala musim gugur lebih lama saat terbangun di hari Minggu. Tapi pagi ini, sensasi itu berganti oleh kicauan burung yang saling beradu dari dalam hutan. Hawa dingin khas pagi pun membuatku malas membuka mata. Tok, tok, tok..terdengar ketukan pelan “bangun, tukang tidur” bisik suara di balik pintu. Walau masih terlalu malas untuk bangkit, saya pun memaksa diri “oke”, sahutku, lalu membuka pintu.
Continue reading

Main ke Tetangga Sebelah: PNG (Bagian 1)

SAMSUNG CAMERA PICTURESKalau kita ditanya “Negara mana kah yang serumpun dengan Indonesia?”, saya yakin semua yang membaca jurnal ini akan menjawab Malaysia. Mungkin sekian persen kemudian akan menyebut Brunei. Atau ada juga yang  menambahkan Singapura. Tak heran lah jawabannya seperti itu. Indonesia kan identik dengan Melayu, atau yang tampilannya tak jauh-jauh dari etnis satu itu. Bagaimanapun, pernah kah kita berpikir bahwa bangsa yang pernah menjadi bagian dari kesatuan RI juga adalah saudara serumpun: Timor Lesté? Atau lebih jauh lagi, bangsa kita masih berhubungan darah dengan PNG alias Papua Nugini. Sebagian dari kita pasti heran, terutama orang Indonesia Barat: dari warna kulit dan bentuk rambut saja beda, kok sodaraan? Ya itu pendapatmu. Tapi bagi kami yang tinggal jauh di Timur, PNG termasuk bangsa serumpun.
Continue reading

Yoo Ramai-ramai ke Pantai Maramai

Pantai MaramaiMinggu pertama di bulan September benar-benar melelahkan. Rasanya cukup aneh memulai bulan ini bukan dengan rasa ceria, seperti yang selama ini menjadi jargon andalannya. Setelah liburan penuh semangat ke Pantai Pasir 6 dan Pantai Skouw Sabtu kemarin, seminggu penuh kami bergelut dengan kesibukan kantor sekaligus rapat dan mengurusi berbagai keperluan kompetisi Spelling Bee yang, terima kasih Tuhan, hari ini telah kami tuntaskan. Acaranya sukses besar dan benar-benar menguras tenaga—dalam arti sebenarnya karena saya dengan suka rela mengangkat meja, kursi, serta pengeras suara super besar dari lantai tiga ke tempat parkir. Ya, anggap saja fitnes secara akhir-akhir ini saya sering bolos. Continue reading