20. Sang Oportunis

Hari Kelima (5/18)

Oportunis, sebuah istilah yang entah mengandung makna negatif atau sebaliknya. Saya pernah kelaparan di kosan, tabungan habis, uang receh yang terkumpul pun tak mencapai angka 1000, jadinya saya beralasan main ke rumah kenalan, kemudian pulang dengan perut kenyang karena disuruh makan di sana. Apakah itu sikap oportunis? Mungkin. Pernah juga saat jalan-jalan di Bandung, mampir di salah satu pusat oleh-oleh, lalu dengan hati berbunga-bunga mencoba semua penganan tradisional yang tersedia, toh sang pemilik toko cuek-cuek saja. Apakah itu juga sebuah perilaku oportunis? Kemungkinan besar iya.

Entah dari sudut mana kita memandang oportunisme, terkadang sikap ini benar-benar bisa menyelamatkan hidupmu. Atau dalam kasusku, mengenyangkan perut kosong! Kedengarannya memang seperti ‘sang pengambil untung tak tahu malu’, tapi saya dan kenalanku ini sudah seperti keluarga, dan beliau selalu menyuruhku makan tiap kali main ke rumahnya, bahkan saat dompetku lagi tebal-tebalnya. Kejadian di Bandung itu juga berakhir manis: saya membeli keripik tempe, walaupun hanya setengah kilo—itupun masih patungan sama teman. Haha. Continue reading