(Beberapa foto sudah ditambahkan, check it out)
AKHIRNYA!!!!!!!!!!!! Akhirnya!! Akhirnyaaaaaa!!!!! I’M BACK AGAIN!! **Smangat!!###
Seperti yang dunia ketahui, saya telah menghilang dari dunia perblogan dalam kurun waktu yang cukup lama (sekitar 5 bulanan lah). tentu saja “bertapa” bukan alasan tidak munculnya diriku, melainkan penyakit malas ngeblog yang udah menggerogoti hingga mencapai level yang cukup parah. ditambah lagi saya udah disibukkan dengan kerjaan baru, jadinya benar-benar kurang waktu untuk mengurus blog tercinta ini.
Hingga pada suatu hari yang biasa-biasa saja, sahabat saya tiba-tiba ngomong “Blog lo dah mati bukan?”. BEUH! Ga terima saya!
Blog saya ga pernah “mati”, apalagi “mati suri”. hehe. Yang benar itu, blog saya cuma “pingsan” aja, dan sekarang udah “siuman”. Semangat blogging saya pun kembali membara. Jadinya, dengan usaha mati-matian, akhirnya artikel ini dapat diterbitkan juga (gubrak)
Langsung aja ke cerita….
Suatu hari di bulan Juni yang lalu, sodaranya sepupu saya (Sarah) datang dari Ambon untuk menikmati hari libur di Jayapura. Nah, karena Sarah itu orang kantoran, jadinya doi ga ada waktu untuk ngajak sodaranya jalan-jalan. Keadaan ini terus berlangsung hingga sehari sebelum waktunya doi balik lagi ke Ambon. Nah, untungnya, hari itu adalah hari minggu yang cerah, jadinya Sarah ngajak doi berserta sepupu-sepupu saya yang lain untuk keliling Jayapura. Ya, itung-itung doi bakalan punya kenangan tentang betapa indahnya Jayapura lah.
Ngomong-ngomong, dari seluruh sepupu saya yang umurnya sepantaran, yang cowok itu hanya dua orang (Saya dan Lukman). Sialnya, hari Minggu itu Lukman harus kerja (doi kerja sebagai ATC di Bandara Sentani), jadinya satu-satunya sepupu cowok yang ikut hanya saya sendiri. Sebenarnya saya malas ikut, tapi Sarah terus paksa, karena memang saat itu keadaan belum terlalu aman akibat teror penembakan misterius yang marak terjadi, sehingga mereka “butuh” keberadaan lelaki di antara mereka (haha). Lagipula mereka bakalan ngunjungin tugu MacArthur, salah satu tempat wisata di Jayapura yang belum pernah saya kunjungi. Jadinya, ya, I’m going with them lah. Sarah pun sewa mobil sekalian supirnya (karena supirnya tentanggaan, jadinya dikasih murah, hihi).
Suasana dalam mobil begitu riang saat perjalanan, kecuali saya yang kelaparan karena belum sarapan. Jadinya sang supir banting setir dulu menuju food courtdi salah satu pusat belanja. Saya, yang udah laper berat, langsung pesan teh hangat dan Kwe Tiaw. Soalnya sejak meninggalkan kota Bogor, saya belum pernah menikmati makanan satu ini lagi. Saat pesanan saya datang, duuuhhhh, rasa Kwe Tiawnya enak sekaleeeee. Ga tau apakah reaksi ini muncul akibat rasa lapar doank atau memang karena Kwe Tiawnya enak. Tapi, bodo amat lah. Yang penting makan.
Setelah kenyang, mobil pun kembali meluncur ke arah Sentani karena tujuan utama kami adalah Tugu MacArthur. Ngomong-ngomong, tugu ini adalah peninggalan sekutu yang dulu mendarat di Jayapura. Letaknya di sebuah kompleks militer di Ifar Gunung, tepatnya di puncak salah satu perbukitan yang mengelilingi Pegunungan Cyclops. Namanya sendiri didapat dari nama Jenderal pasukan tersebut, Douglas McArthur.
Setelah sampai di Sentani, mobil pun berbelok memasuki sebuah perkampungan, terus melaju naik, lalu berhenti di depan gerbang Ringdam XVIII Trikora. Saya harus turun dan melapor di pos sebelum memasuki wilayah militer ini. Setelah mencatat nama serta hal-hal lainnya di buku khusus, saya pun harus meninggalkan KTP. Setelah itu, mobil kembali berjalan dengan sebelumnya menurunkan semua kaca pintu (bagi yang berkendara motor, harus membuka helm). Beberapa calon tentara muda sedang lari pagi-menuju-siang sambil membawa senjata laras panjang mereka saat mobil kami menelusuri jalan yang tidak terlalu lebar. Saat akhirnya mobil diparkir, saya langsung turun dari mobil dan berjalan menuju pemandangan yang seketika itu juga membuat saya terapanah.
Bentangan perbukitan yang diselimuti rerumputan hijau, pegunungan berhutan yang terlihat membiru di kejauhan, serta karpet pepohonan sagu yang merata; semuanya melindungi birunya air danau Sentani yang berkilau diterpa sinar mentari yang cerah. Warna langit terlihat begitu menyatu dengan indahnya permukaan danau. Pulau-pulau kecil yang bertebaran juga mempermanis danau. Landasan bandara Sentani yang panjang-melintang juga terlihat keren dari sini. Benar-benar pemandangan yang “melumpuhkan”. (Kalau diperhatikan baik-baik, ada pesawat Garuda yang terbang di atas danau, bersiap untuk pendaratan).
Kami pun duduk bersama-sama, menikmati ciptaan luar biasa Yang Maha Kuasa ini. Sesekali pesawat komersil mendarat dan lepas landas. Suara mesin yang membahana terdengar jelas di telinga kami saat mesin pesawat dinyalakan.
Eh lagi asik-asik terbuai pemandangan yang indah, si penjaga tempat ini tiba-tiba mencak-mencak dan menyuruh kami semua pulang. Kami ga ngerti kenapa, sepertinya ada pengunjung yang ga mau bayar hanya karena mereka tentara, dan si penjaga itu terus berkata dengan bersungut-sungut “tidak hormati saya, mentang-mentang saya hanya penjaga disini” dengan logat khas Papuanya. Padahal kami belum foto-foto di tugunya yang terkenal itu. Hadeuh.. (-_-“)
Ya sutra lah..kami pun mengikuti kemauan sang penjaga. Mobil kembali meluncur. Setelah mengambil KTP, kami pun memutuskan untuk mengunjungi kuburan nenek kami yang kompleks pekuburannya ga begitu jauh.
(Ngomong-ngomong, di Sentani ini banyak tinggal misionaris dari berbagai negara Barat. Jadinya banyak bule yang berseliweran di daerah ini. Dan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka, sebuah sekolah pun dibangun khusus untuk anak-anak bule tersebut, namanya Hillcrest International School atau yang biasa disingkat HIS. Nah sekolah ini letaknya bersisian dengan kompleks pekuburan yang menjadi tujuan kami sekarang.)
Setelah sampai, sang supir memarkir mobil di sepenggal padang rumput yang bersisian dengan gerbang masuk HIS, tepat di bawah sebuah pohon. Kami pun berjalan bersama berziarah ke makam nenek, berdoa, lalu kembali lagi ke mobil. Eh, ga nyangka banget salah satu pucak dari pegunungan Cyclops bersih dari lingkup awan putih. Saya pun segera mengambil gambar karena benar-benar sangat jarang gunung tersebut menampakkan dirinya secerah ini.
Setelah puas mengambil gambar, kami pun memutuskan untuk kembali lagi ke Jayapura, tepatnya ke tempat yang disebut Jayapura City. (Saya udah sering sekali ke tempat ini dan udah merilis gambar-gambarnya di artikel Pemandangan Jayapura).
Cukup jauh jarak antara Sentani dan Jayapura, sekitaran 1 hingga 1 setengah jam lah. Tergantung siapa yang jadi supirnya. Dan berhubung supir kami ini pembalap-wannabe, jadinya kami tiba di Jayapura City lebih cepat.
Setibanya di sana, saya hanya melihat sepupu-sepupu saya saling memotret, melihat pemandangan dari ketinggian, serta agak sedikit merasa bosan. Saya pun mengambil gambar dari objek yang menurut orang-orang “ga terlalu penting”. Ya, daripada ga ada kerjaan.
Lumayan lama kami di Jayapura City sebelum kami kembali meluncur menuju pantai Dok II. Pantai ini adalah pantai berpasir putih kecoklatan yang terletak di tengah-tengah keramaian kota, tepat di depan kantor Gubernur provinsi Papua. Pantai ini termasuk sebuah fasilitas umum, jadinya ga perlu bayar alias gratis. Dan hal ini lah yang membuatnya begitu terkenal hingga menjadi tempat berkumpul muda-mudi saat malam Minggu.
Kami berdelapan pung nongkrong disini hingga senja tiba. Sungguh hari yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan.
banyak banget berarti yang harus di kunjungi kalo ke Jayapura..
Yoha gan, banyak tempat wisata yang harus dikunjungi kalo melancong di Jayapura.
wehh keren tuh fotonya, mau dong di ajak ke sana, Kapan ya ?? LOl. 🙂
Wkwkwkwk…sip bro, tunggu diajak aja 😉
kereeeeennnnn 😀
Makasih dah mampir 😉
selamat datang kembali di jagat blogsphere, mas 🙂
Terima kasih gan atas sambutannya, 😉
selamat datang kembali gan…..
wah sampai lima bulan pinsanya hehe, eh pas siuman oleh olehnya keren keren gan….
indahnya bumi papua…..
Iya nih gan sampe lima bulan lamanya..nih juga butuh semangat ekstra untuk kembali ngeblog..hehe
Turut senang agan suka oleh2nya
Makasih gan dah mampir 😉
ayo atuh semangat ngeblognya hehe…
izin ngopy photo yg ke 2 sama ke 9 gan…
sama sama…
Hehe..makasih dukungannya gan..
Mangga, disalin aja
Smoga bermanfaat 😉
Wah.., buanyak banget dan tempatnya bagus-bagus pula.. 🙂
Kapan yah, saya tugas kesana.. #ngarep.. :mrgeen:
Iya gan, dan masih banyak lagi yang belum saya tulis artikelnya (tunggu kejutan2 selanjutnya)
Saya bantu amin kan dah dapat perjalanan dinas ke Jayapura 😉
wellcome back dan salam kenal, jayapura indah yaa..
Heheh, makasih sambutannya. 😉
indah banget pemandangannya, terlihat masih alami. 🙂
sampai kapan mas, di Jayapura? 😀
Wah makasih nih dah sudi membalas kunjungan
Hehe
Saya udah menetap di Jayapura bang.
asli dari mana mas?
Saya asli Jayapura bang 😉
oh, baru tau. maaf mas.
kirain asli dari jawa atau jkt gitu. 😀
Hehehe..bukan mas aja yang salah duga, banyak yang ngira saya asli Jawa, Batak, bahkan Ternate. Orang tua saya sih asli Ambon, tapi saya lahir dan besar di JPR 😉
Berarti kalo ngga ada yang bilang ‘blog lo dah mati’, ngga bakalan ngeblog lagi, ya? 😛
Hahaha..bisa aja nih bang Nando..saya menganggap omongan sobat saya itu sebagai “motivasi” 😉
memang benar2 pelancong nekad 😀
Hehehehe…
Makasih nih “pujiannya”
😉
Setidaknya situ make gratisan kang, yang ga akan dimatiin walo dibiarin lama. Nah saya pake hosting sendiri, kalo terlalu sibuk ampe kelupaan bayar sewa bisa ilang blog saya T.T
Btw jadi keinget punya temen nickname nya sentani, tetangga mas disana kali ya 🙂
Hehehe, ya, gratis dan berbayar pastinya punya keuntungan dan kerugian sendiri2..yang penting, skarang saya udah aktif ngeblog lagi 😉
Selamat datang kembali! Aaah udah lama banget pengen ke sanaaa, semoga kapan-kapan tercapai…
Makasih atas sambutannya..
Saya bantu aminkan deh suatu saat bisa main ke Jayapura
😉
tempat yang bagus.
Makasih gan 😉
Cakep amat yah Papua itu… mau juga ke sana, fufufu…
Oiya masih ada ya yang mentang2 tentara gitu, trus gak mau bayar. Parah -,-
Hahaaha..ayo donk Mbak Una main ke JPR, entar saya ajak keliling sampe klenger *gubrak#
wah ceritanya mengasyikan. Serasa berada di jayapura.
Danau Sentaninya memang bener-bener keren banget. Kapan yah bisa kesana he he.
Eh, ada mas Fifin. Gmn kabar mas? Dah lama ga mengunjungi rumahku ini. Hehe. Ayo donk mas ke Jayapura. 😉
Lombok Menyapa Kawan.
Maaf, lama tak berkunjung. 😳
Salam persahabatan selalu…
Saya juga dah lama ga berkunjung ke rumahmu gan
Salam persahabatan juga
😉
Senang dengan memlihat objek-objek wisata yang masih alami dengan uraian lukisan alam yang indah. jarang sekali kita dapat menemukan hal ini di daerah perkotaan Sob.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah’s Blog
Iya, di Jayapura masih seimbang antaran alam dan modernitas
Bahkan di kota pun masih ada perbukitan hijau
Smoga akan slalu begitu
😉
Ahhh saya ingin kesana..racunnnn.
hayo kesiniiiiiii 😀
wah asik banget….
sangat gan 😉
cek http://enter07.blogspot.com/
makasih
on de wei 😉
Kembali dengan membawa cerita dan foto2 yang bagus bangeeet…..
makasih Pak dah mampir 😉
sik asik…. bikin iri banget nih isi blognya …
aku tiap hari hanya ubek-ubek di jakarta doang … itupun jakarta timur aja …
#macet panas debu gak ada ijo-ijo yang seger…
hisk
Saya benci mengatakan hal ini tapi saya stuju denganmu. Saya rasa Jaktim tuh jauh banget dari predikat daerah hijau. Berasa sumpek aja di sana, seakan udaranya ga bersirkulasi. Ya, mungkin Pak Jokowi harus mulai membangun “Jakarta-Hijau” dari Jaktim. 😉
Iya, katanya mau memperbanyak ruang hijau. Tapi tunggu deh apa nggak kalah sama mafia tanah ntar…
Amin, smoga Jakarta ke depannya lebih hijau. Kalau di Jayapura masih banyak hutan, bahkan di tengah kota sekali pun. Bisa dikatakan seimbang lah dengan populasi manusianya. Dan saya berharap keadaan nih terus berlanjut, amin.
Pemandangannya cakep banget…
Makasih pujiannya 😉
wuih jadi kangen sama Jayapura, hasil fotonya bagus… sepuluh tahun lalu kesana, walo cuman 3 minggu.
Wah, pasti kalau ke Jayapura lagi bakalan kaget, karena udah sangat berubah.
Makasih dah berkunjung 😉
sudah kembali ke dunia per-blog-an yeeey,,, hehe
bagus tuh danau sentani,, bisa kali fier jadi tour guide gw,, hahah
hahaha..datang dulu ke Jayapura, baru saya ajak jalan2 disini 😀
haha., ia ntar yey klo udah berpenghasilan,, secara kesana mahal gt transportasinya,, :p
hihihi…mang hal itu ga bisa dipungkiri..
transportasi ke Papua emang muahaaaalllllll
mahaaaaal selangiiiit,, pesawatnya ? hoteeel ? jajan ? keliling2 daerah sana ? makan ? aaarrrgggghhhh,,,, ahahha
haha..makanya datang dulu ke sini
entar disinya bisa diatur.
hehe
ok deh fir,, nabuuung dl yee,, hehe
haha. setuju deh sama kamu 😀
kapan bisa ke jayapura yah, pengen banget aku ke wamena…swear deh dari kecil penasaran sama wamena….makasih yah sudah berkunjung ke blog ku, salam kenal 🙂
salam kenal juga.
pasti lah datang suatu saat kamu liburan ke Jayapura. Amin. Saya juga penasaran dengan Wamena, meski belum ada kesempatan untuk berkunjung ke sana.
aih belum juga?? ayo kesana trus ceritain ke aku hehe
hahaha. harus sedia 10 jeti tuh untuk keliling Wayag (kawasan penyelamannya). Kamu aja yang ke sana, trus berbagi cerita ke saya.
kalau aku di jakarta jd perlu berapa juta utk kesana?? 😛
Mmm, ngasih tahu ga ya.. Hehe 😀
Subhanalloh….
Indah sekali pemandangannya. Ingin sekali bisa menikmati keindahannya….
Kalau diijinkan, bolehkah aku meminta poto-poto pemandangan alamnya untuk di-DOWNLOAD…?
Terima kasih pujiannya.
Boleh saja mengunduh foto-foto ini
😉
Terima kasih sekali…
Sama-sama 😉
Luar biasa pemandangannya, jadi pingin berkunjung ke Papua…
Saya tunggu kedatangannya di sini 🙂
Jadi ngerti t4 yang harus di kunjungi di jayapura..
thanks artikelnya bagus..
jadi rindu pulng kampung,haha
Wah..keren nih. Suka dengan hasil jepretanya.. Lengkap dari Sentani sampai Jayapura, cuma beberapa spot asyk kayak area pantai harlem tidak sempat masuk ya. padahal itu juga salah satu tempat wisata yang patut jadi rekomendasi buat agan-agan yang tertarik untuk berkunjung ke Jayapura nantinya
Btw. boleh minta beberapa fotonya ya 🙂
Salam
Halo. Makasih pujiannya, silakan diambil fotonya, tapi kalau digunakan, tolong jelas ya sumbernya. Soalnya fotoku sudah disalahgunakan oleh salah satu produk makanan oleh2 khas JPR.
Saya sudah pos tentang pantai2 di JPR. Cek postingan saya di awal tahun 2015.
Makasih dah mampir
Pingback: Jayapura, Destinasi Seru untuk Anak UI - anakUI.com